Apakah Besok Tanggal Merah? Cek Jawabannya

Istimewa

Apakah Besok Tanggal Merah – Pernahkah kamu bertanya-tanya, apakah besok adalah hari libur? Tidak bisa di pungkiri, mencari tahu apakah besok tanggal merah sering kali menjadi pertanyaan pertama yang melintas dalam pikiran kita saat menjelang akhir pekan atau sebelum memulai hari kerja. Lalu, bagaimana cara memastikan apakah besok adalah hari libur atau tidak? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini.

Kenapa Tanggal Merah Itu Penting?

Hari libur adalah momen yang di nantikan banyak orang. Bagi sebagian orang, hari libur menjadi kesempatan untuk beristirahat, berkumpul bersama keluarga, atau bahkan memanfaatkan waktu untuk berlibur. Tidak heran jika banyak yang begitu peduli dengan informasi apakah besok termasuk tanggal merah atau tidak. Bahkan, bisa jadi kamu sudah merencanakan berbagai aktivitas seru jika besok ternyata libur!

Tapi, tahukah kamu bahwa tidak semua tanggal merah itu sama? Beberapa adalah hari libur nasional yang di tetapkan oleh pemerintah, sementara yang lain bisa jadi hari libur yang berkaitan dengan agama atau perayaan tertentu. Untuk itu, penting sekali mengetahui dengan pasti apakah besok benar-benar tanggal merah atau tidak.

Cek Kalender Libur Nasional

Sebagai langkah pertama, pastikan untuk memeriksa kalender libur nasional yang berlaku di negara kita. Kalender ini akan memberikan informasi yang jelas tentang hari-hari libur yang telah di tetapkan pemerintah. Namun, tidak semua hari libur berlaku untuk semua sektor pekerjaan. Misalnya, ada beberapa hari libur yang hanya berlaku untuk sektor pendidikan atau pemerintahan. Oleh karena itu, kamu perlu memastikan apakah tanggal tersebut berlaku untuk pekerjaanmu.

Selain itu, hari-hari tertentu juga bisa menjadi libur bersama yang di umumkan secara khusus, seperti libur panjang yang menghubungkan beberapa hari libur di sekitar hari raya. Kamu bisa mengecek informasi ini di kalender atau situs web resmi pemerintah.

Libur Agama atau Perayaan Lainnya

Selain libur nasional, ada juga tanggal-tanggal penting yang berhubungan dengan perayaan agama atau budaya tertentu. Hari Raya Idul Fitri, Natal, atau Tahun Baru Hijriah adalah contoh libur yang di rayakan oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia. Namun, ada juga libur yang lebih spesifik, seperti hari raya bagi umat Buddha, Hindu, atau umat agama lain. Tanggal-tanggal ini bisa saja menjadi libur untuk sebagian orang, meskipun tidak tercatat dalam kalender libur nasional.

Baca juga: https://outbackgovie.com/

Bagaimana Jika Besok Bukan Tanggal Merah?

Lantas, bagaimana jika ternyata besok bukan tanggal merah? Meskipun kamu mungkin merasa kecewa karena harus kembali bekerja atau beraktivitas seperti biasa, jangan khawatir! Kamu masih bisa memanfaatkan waktu libur di lain kesempatan, atau bisa saja memanfaatkan akhir pekan untuk beristirahat dan recharge energi. Jangan biarkan hari biasa membuatmu merasa kurang semangat. Ambil kesempatan untuk fokus pada hal-hal produktif yang bisa meningkatkan kualitas hidupmu.

Jadi, apakah besok tanggal merah? Kamu bisa langsung cek kalender libur atau periksa situs resmi yang memberikan informasi terkini mengenai hari libur. Pastikan kamu tidak melewatkan kesempatan untuk menikmati liburan jika besok benar-benar hari yang ditunggu!

10 Contoh Susunan Acara Halal Bihalal di Sekolah

Istimewa

Acara Halal Bihalal di Sekolah – Halal bihalal di sekolah bukan cuma rutinitas tahunan setelah Lebaran. Ini momen penting untuk mempererat silaturahmi, menumbuhkan empati, dan menyuntikkan semangat baru di lingkungan pendidikan. Tapi, seringkali acara ini jatuhnya monoton, formal banget, bahkan bikin ngantuk. Nah, biar halal bihalal kamu anti-boring, ini dia 10 contoh susunan acara yang bisa bikin suasana lebih hidup dan bermakna!

1. Pembukaan dengan Penampilan Seni Siswa

Buka acara dengan penampilan spesial dari siswa, seperti marawis, hadrah, atau puisi religi. Suara rebana yang ritmis dan semangat siswa akan langsung menyita perhatian dan menciptakan atmosfer penuh semangat.

2. Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an dan Saritilawah

Momentum religi wajib dibuka dengan ayat-ayat suci. Pilih siswa dengan kemampuan tartil yang baik, lalu iringi dengan saritilawah untuk memperdalam maknanya. Ini menanamkan nilai spiritual sejak awal acara.

3. Sambutan Kepala Sekolah

Sambutan bukan cuma basa-basi. Ini saat yang tepat bagi kepala sekolah menekankan pentingnya ukhuwah islamiyah, evaluasi pasca-Ramadhan, dan harapan untuk semester selanjutnya. Singkat, padat, tapi mengena.

4. Tausiyah dari Ustaz atau Tokoh Lokal

Jangan remehkan kekuatan ceramah yang membumi. Pilih penceramah yang komunikatif dan relate dengan dunia pendidikan. Misalnya, mengangkat tema “Guru Sebagai Teladan Pasca Ramadan” atau “Membangun Karakter Islami di Lingkungan Sekolah”.

5. Prosesi Salaman dan Permintaan Maaf

Ini puncaknya. Guru, siswa, dan staf berbaris saling bersalaman. Jangan buru-buru. Momen ini jadi simbol pembersihan hati, menghapus dendam dan salah paham.

6. Ice Breaking atau Games Islami

Setelah suasana haru, bangkitkan lagi semangat dengan kuis Islami, games seru yang mengandung nilai edukasi, atau drama mini tentang toleransi dan persaudaraan. Suasana jadi lebih cair dan akrab.

Baca juga: https://outbackgovie.com/

7. Persembahan Lagu Religi

Beri ruang bagi siswa-siswi berbakat untuk tampil membawakan lagu-lagu religi. Lagu seperti “Assalamu’alaikum” atau “Dengan Menyebut Nama Allah” bisa membangun suasana haru sekaligus semangat.

8. Penyerahan Hadiah atau Penghargaan

Sisipkan sesi apresiasi bagi guru atau siswa berprestasi, khususnya yang aktif di kegiatan Ramadan. Ini penting untuk memotivasi dan menunjukkan bahwa kerja keras mereka dihargai.

9. Ramah Tamah dan Makan Bersama

Nah, ini yang ditunggu-tunggu. Siapkan hidangan khas Lebaran seperti ketupat, opor, atau kue kering. Makan bersama jadi simbol kebersamaan dan bentuk nyata dari syukur.

10. Penutupan dan Doa Bersama

Akhiri acara dengan doa bersama, meminta keberkahan untuk sekolah, guru, dan siswa. Jangan lupa tutup dengan ucapan terima kasih kepada semua yang terlibat.

Halal bihalal itu bukan sekadar rutinitas formal. Dengan susunan acara yang kreatif dan menyentuh, acara ini bisa jadi tonggak kebangkitan semangat baru di sekolah. Jadi, guru-guru, jangan sampai bikin acara seadanya ya! Saatnya bikin halal bihalal yang berkesan dan penuh makna!

Belasan Ribu Ijazah Warga Jakarta Disandera Sekolah

Istimewa

Ijazah Warga Jakarta – Apa jadinya jika masa depan anak bangsa digadaikan oleh lembaga yang seharusnya menjadi pilar harapan? Inilah yang terjadi di Jakarta. Pramono Anung, seorang tokoh nasional yang di kenal vokal terhadap keadilan sosial, baru-baru ini membongkar fakta mencengangkan: belasan ribu ijazah warga Jakarta di tahan oleh pihak sekolah. Ijazah—dokumen yang menjadi tiket untuk melanjutkan pendidikan, mencari kerja, atau sekadar mendapatkan pengakuan atas jerih payah bertahun-tahun belajar—telah berubah menjadi alat sandera.

Sekolah-sekolah, baik negeri maupun swasta, di sebut menahan ijazah para lulusan hanya karena alasan tunggakan biaya. Ironis, mengingat pendidikan di Indonesia seharusnya inklusif, adil, dan bebas dari diskriminasi ekonomi. Apakah dunia pendidikan kita sudah sebegitu komersilnya hingga moral pun di korbankan?

Ijazah Ditahan = Masa Depan Dibatalkan

Bayangkan seorang siswa yang telah lulus dengan susah payah, namun tak bisa melamar kerja karena ijazahnya masih tersimpan di lemari sekolah. Mereka terpaksa bekerja serabutan, upah harian, bahkan jadi buruh kasar, padahal mereka layak untuk kesempatan yang lebih baik. Ini bukan sekadar masalah administrasi, ini kejahatan sistemik terhadap masa depan anak bangsa.

Menurut Pramono, praktik ini bukan hal baru. Bertahun-tahun praktik ini di biarkan, nyaris di anggap wajar. Sekolah merasa punya hak untuk menahan dokumen karena siswa belum melunasi biaya—sementara negara tutup mata. Bukankah ini bentuk pelecehan terhadap hak dasar pendidikan?

Di Mana Peran Pemerintah?

Pertanyaannya: di mana negara saat rakyatnya di tindas oleh sistem yang seharusnya melindungi mereka? Jakarta, ibukota negara, tempat pusat pemerintahan berdiri megah, justru menjadi lokasi tragedi pendidikan ini. Seharusnya, pemerintah DKI Jakarta dan Kementerian Pendidikan turun tangan, membentuk satuan tugas khusus untuk menyelidiki, menyita dokumen yang di tahan, dan menindak tegas sekolah yang terbukti melanggar.

Baca juga: https://outbackgovie.com/

Tidak cukup dengan imbauan. Harus ada langkah konkret. Jika perlu, buat regulasi yang menyatakan penahanan ijazah sebagai pelanggaran hukum yang bisa di pidana. Masa depan generasi muda terlalu berharga untuk di gadaikan demi lembaran rupiah.

Ijazah Bukan Barang Jaminan

Ijazah adalah hak, bukan barang gadai. Sekolah yang menahannya telah melanggar etika dan keadilan sosial. Pramono hanya mengungkap fakta, tapi tugas kita semua—masyarakat, media, dan terutama pemerintah—untuk bertindak.

Skandal ini bukan sekadar statistik. Di balik angka “belasan ribu” itu ada wajah-wajah anak muda yang putus asa, orang tua yang menangis diam-diam, dan cita-cita yang di gantung di rak lemari sekolah. Saatnya kita bertanya: mau di bawa ke mana pendidikan kita jika sekolah berubah menjadi penagih utang, bukan pembuka jalan masa depan?

Dibuka! Pendaftaran Sekolah Rakyat di Banyuwangi

Pendaftaran Sekolah Rakyat di Banyuwangi – Banyuwangi kembali membuat gebrakan. Di tengah sistem pendidikan formal yang makin elitis dan kian jauh dari akar rumput, Sekolah Rakyat hadir sebagai penantang arus utama. Sekolah ini bukan sekadar ruang belajar, tapi medan perjuangan. Di sinilah rakyat kecil bisa berdiri sejajar, menggenggam pengetahuan tanpa bayaran mahal, tanpa di skriminasi ijazah, tanpa tekanan nilai-nilai yang menyesakkan. Sekarang, pendaftarannya resmi di buka.

Sekolah Rakyat bukan sekolah dalam arti biasa. Ini adalah ruang alternatif. Tempat di mana petani, buruh, anak jalanan, ibu rumah tangga, bahkan pedagang kecil bisa belajar bersama. Tidak ada syarat ijazah. Tidak ada batas usia. Hanya satu syarat utama: mau belajar dan siap berpikir kritis. Siapa saja yang ingin memahami dunia dengan lebih tajam, membongkar ketidakadilan, dan membentuk masa depan, inilah tempatnya.

Belajar Dari Akar Rumput, Bukan Menara Gading

Lupakan seragam. Lupakan bangku kelas yang kaku. Di Sekolah Rakyat, kelas bisa di gelar di bawah pohon, di balai warga, di sawah, bahkan di warung kopi. Pengajarnya bukan sekadar dosen berjas. Ada aktivis, seniman, petani, budayawan, bahkan mantan buruh migran yang kini jadi motor penggerak perubahan. Mereka mengajar dari pengalaman. Mereka membawa realita ke dalam ruang belajar.

Materi yang di ajarkan pun bukan pelajaran textbook yang membosankan. Kita bicara tentang hak-hak buruh, sejarah yang di sembunyikan, ekonomi kerakyatan, pertanian organik, hingga teknik berorganisasi. Ada juga kelas literasi, di skusi film, pelatihan media rakyat, dan advokasi hukum. Sekolah ini di rancang untuk mencerdaskan rakyat, bukan mencetak pekerja patuh.

Pendaftaran Dibuka: Siapapun Bisa Bergabung

Mulai minggu ini, pendaftaran di buka untuk semua warga Banyuwangi dan sekitarnya. Gratis. Tanpa biaya pendaftaran. Tanpa pungutan liar. Cukup datang ke sekretariat Sekolah Rakyat di kawasan Lingkungan Cungking, Kelurahan Mojopanggung, atau mengisi formulir pendaftaran online yang sudah di sediakan. Jangan tunda. Tempat terbatas. Mereka yang mendaftar lebih awal akan mendapat akses ke program intensif dan pendampingan belajar langsung dari mentor utama.

Baca juga: https://outbackgovie.com/

Waktunya Bergerak: Jangan Tunggu Sistem Berubah

Jangan menunggu sistem berubah. Sistem pendidikan formal sudah terlalu sibuk melayani pasar, bukan masyarakat. Sekolah Rakyat hadir bukan untuk menunggu, tapi untuk bergerak. Ini saatnya rakyat kecil mengambil kembali haknya untuk berpikir, berbicara, dan bertindak.

Cerita Cinta Laura Renovasi 10 SD dan 1 SMP di Bogor

Cerita Cinta Laura – Bukan hanya sekadar artis glamor yang wara-wiri di layar kaca. Di balik penampilan elegan dan aksen Inggrisnya yang khas, ada sosok perempuan yang bergerak diam-diam, membongkar realitas kelam dunia pendidikan. Ketika banyak selebriti sibuk memamerkan liburan mewah dan barang bermerek, Cinta justru memilih menancapkan jejak di tempat yang tak di lirik: sekolah-sekolah bobrok di pinggiran Bogor.

Ya, bukan isapan jempol. Cinta Laura turun langsung merenovasi 10 Sekolah Dasar dan 1 Sekolah Menengah Pertama. Bukan hanya mengecat ulang tembok usang atau mengganti bangku kayu lapuk, tapi mengubah wajah sekolah-sekolah itu menjadi tempat belajar yang pantas di sebut “layak”.

Sekolah yang Tak Pernah Masuk Radar

Cinta Laura tak memilih sekolah di kota besar, atau yang berada di pusat perhatian media. Ia justru memilih yang tersembunyi. Sekolah-sekolah yang bahkan tak punya papan nama jelas. Beberapa di antaranya nyaris ambruk, atap bocor, lantai tanah, dan tidak ada toilet layak.

Ketika menginjakkan kaki pertama kali ke salah satu SD di pelosok Bogor, Cinta tak menyangka bahwa di negara sebesar Indonesia, masih ada ruang kelas dengan meja reyot dan papan tulis yang hanya tinggal separuh. Anak-anak duduk di lantai, berdesakan, dan belajar dalam kondisi yang lebih mirip gudang di banding sekolah.

Di sinilah naluri kemanusiaannya bicara lantang. Cinta tidak ingin hanya menjadi “influencer digital”. Ia ingin menginfluensi secara nyata.

Baca juga : Program MBG Dilaksanakan di Sekolah di KEK Galang Batang

Renovasi Bukan Basa-Basi

Yang di lakukan Cinta bukan sekadar CSR gaya-gayaan atau proyek satu kali tampil. Renovasi yang di gagasnya mencakup perbaikan struktur bangunan, pengadaan fasilitas belajar, toilet bersih, ruang guru, bahkan lapangan sekolah. Semua di kerjakan bersama Yayasan Sejuta Cita dan komunitas lokal.

Proyek ini bukan pekerjaan semalam. Butuh berbulan-bulan, perizinan rumit, kerja sama dengan pemerintah daerah, dan pengawasan ketat. Tapi Cinta tidak gentar. Ia tidak datang hanya untuk sesi foto atau pidato simbolis. Ia datang, melihat langsung prosesnya, menyapa guru, berbicara dengan siswa, dan memastikan hasilnya bukan abal-abal.

Anak-anak yang Akhirnya Bisa Bermimpi

Perubahan ini tidak hanya fisik. Dampaknya menghantam psikologis anak-anak. Mereka yang dulunya datang ke sekolah dengan wajah lesu, sekarang terlihat antusias. Ada cahaya di mata mereka. Bukan karena kelasnya ber-AC, tapi karena mereka merasa di hargai.

Salah satu siswa kelas lima di SDN Cemplang menceritakan bahwa sekarang ia bisa belajar tanpa takut bangunan ambruk saat hujan deras. Anak-anak kini punya toilet bersih, punya buku baru, dan punya ruang perpustakaan kecil yang dulunya hanya mimpi.

Yang lebih penting, mereka kini bisa bermimpi lebih tinggi. Karena ketika ruang belajar jadi layak, kepercayaan diri mereka ikut tumbuh. Pendidikan bukan lagi sekadar kewajiban, tapi jadi harapan.

Cinta yang Tidak Gentar Dibilang Cari Panggung

Tentu saja, gerakan ini tidak luput dari cibiran. Beberapa menyebut Cinta Laura sedang cari panggung, ingin tampil seolah “pahlawan pendidikan”. Tapi ia tidak ambil pusing. Ia tahu, membantu orang lain tidak butuh validasi dari publik.

“Kalau orang bisa mengkritik saya karena membangun sekolah, biarlah. Tapi saya tetap akan bangun sekolah lainnya,” begitu kira-kira pernyataannya yang menampar balik kritik tanpa harus berteriak.

Mengguncang Standar Selebriti

Apa yang di lakukan Cinta Laura memukul standar selebriti tanah air. Ia menolak menjadi “public figure biasa”. Ia meredefinisi arti pengaruh. Baginya, pengaruh bukan sekadar jumlah follower atau viral di TikTok, tapi apa yang bisa ia ubah secara nyata di masyarakat.

Ia menunjukkan bahwa selebriti bisa—dan seharusnya—turun tangan dalam isu-isu penting, seperti pendidikan. Ia memilih untuk tidak hanya cantik di layar, tapi berguna di lapangan.

Dan kalau Cinta bisa mengubah wajah pendidikan di Bogor, lalu apa alasan selebriti lain untuk hanya sibuk endorse tanpa aksi nyata?

Program MBG Dilaksanakan di Sekolah di KEK Galang Batang

Istimewa

Program MBG Dilaksanakan – Pendidikan adalah jantung dari sebuah bangsa yang kuat. Program MBG (Manajemen Belajar Global) yang kini di laksanakan di sekolah-sekolah yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang menjadi tonggak perubahan yang sangat di nantikan. Tak hanya sekadar teori, namun implementasi nyata dari pendidikan berkualitas yang menciptakan generasi masa depan yang lebih siap menghadapi tantangan global. Mari kita lihat lebih dekat apa yang terjadi di balik program ambisius ini.

Pendidikan Berbasis Teknologi di KEK Galang Batang

Di tengah kemajuan pesat di kawasan KEK Galang Batang, sektor pendidikan pun tak ketinggalan mengikuti perkembangan zaman. Program MBG hadir untuk memberikan pendidikan yang tak hanya mengutamakan aspek pengetahuan dasar, namun juga mencakup penguasaan teknologi dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja saat ini. Para siswa yang terlibat dalam program ini tidak hanya belajar di ruang kelas, namun juga di ajak untuk memanfaatkan berbagai platform digital yang membuka peluang besar untuk belajar secara mandiri dan efisien https://outbackgovie.com/.

Sekolah-sekolah di KEK Galang Batang menjadi tempat eksperimen pendidikan yang berani, menciptakan model pembelajaran yang lebih dinamis dan penuh inovasi. Keunggulan dari program ini adalah pengintegrasian teknologi dalam setiap aspek pembelajaran, mulai dari penggunaan aplikasi pembelajaran yang berbasis online, hingga pengajaran yang lebih personal dan berbasis data.

Dampak Langsung Terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia

Manfaat dari program MBG ini sangat jelas terlihat. Tidak hanya dari peningkatan kualitas akademik, namun juga dari peningkatan keterampilan dan sikap siswa. Mereka di bekali dengan pengetahuan yang lebih mendalam tentang berbagai topik global yang bisa menjadi bekal untuk bersaing di dunia internasional. Dengan kurikulum yang di sesuaikan dengan perkembangan industri global, para siswa siap memasuki pasar kerja dengan keterampilan yang lebih relevan.

Selain itu, KEK Galang Batang menjadi laboratorium hidup bagi para siswa untuk berinteraksi dengan berbagai sektor industri yang hadir di sekitar mereka. Kerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar memungkinkan para siswa memperoleh wawasan langsung tentang dunia kerja, sekaligus meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam menghadapi berbagai tantangan.

Baca juga artikel kami yang lainnya: Tak Bisa Ditunda, Pemerintah Harus Prioritaskan Pendidikan

Membangun Generasi Emas Melalui Kolaborasi Pendidikan dan Teknologi

Kolaborasi antara sektor pendidikan dan teknologi bukanlah sebuah pilihan, melainkan keharusan untuk mencetak generasi emas Indonesia. Dengan adanya program MBG di KEK Galang Batang, ini adalah langkah awal untuk menciptakan sumber daya manusia yang tidak hanya cerdas secara akademis, namun juga siap beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan zaman. Teknologi, industri, dan pendidikan kini menjadi satu kesatuan yang saling mendukung untuk menghasilkan lulusan yang unggul.

Tak dapat di sangkal, pendidikan yang melibatkan teknologi akan mempermudah proses belajar dan mempercepat penguasaan keterampilan yang di butuhkan oleh dunia kerja. Program MBG di KEK Galang Batang adalah salah satu contoh nyata bahwa pendidikan yang progresif dan berbasis teknologi akan mencetak generasi yang siap berkompetisi secara global.

Dua Kampus di Jawa Timur Sediakan Fasilitas untuk Sekolah Rakyat

Istimewa

Dua Kampus di Jawa Timur – Dua Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ikut menyediakan saran dan prasarana untuk sekolah rakyat yang rencananya di buka 1 April 2025.

Menteri sosial (Mensos) Saifullah Yusuf mengungkapkan bahwa 45 sekolah telah siap di gunakan.

Dari 211 titik yang di rencanakan, 45 sekolah sudah siap menerima siswa.

“Sudah ada 45 (titik) tahap pertama yang sudah siap membuka pendaftaran siswa,” ungkap sosok yang akrab di sapa Gus Ipul tersebut dalam rilis pers resmi.

Berdasarkan data dari Kemensos, 211 titik Sekolah Rakyat itu menggunakan 164 rekomendasi berbagai pemerintah daerah.

Diketahui ada 38 titik sudah berupa bangunan dan 126 titik masih berupa tanah.

Sedangkan 45 titik yang siap di gunakan ini terdiri dari 33 sentra, 6 balai, 4 IPWL, Poltekesos, dan Pusdiklatprof. Sekolah-sekolah itu nantinya berdiri di atas aset milik Kemensos.

Selain itu, ada dua universitas yang juga mengusulkan lkasi untuk di bangun Sekolah Rakyat. Mana saja?

2 PTN yang membuat lokasi sekolah rakyat

Perlu diketahui, Sekolah Rakyat menyasar siswa dari keluarga miskin yang masuk dalam desil 1 hingga desil 3 berdasar Data Sosial Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

Sekolah berkonsep asrama ini keseluruhan biayanya di tanggung pemerintah dan mencakup semua jenjang mulai dari SD, SMP, hingga SMA. Sekolah Rakyat akan menyaring guru-guru lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG) sekitar lokasi pengadaan.

Sementara data PTN yang ikut mengusulkan lokasi sekolah rakyat yaitu Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Surabaya.

Baca juga artikel lainnya di sini https://outbackgovie.com/

1. Universitas Negeri Surabaya (Unesa)

Lokasi Sekolah Rakyat rencananya akan di pusatkan di Kampus 2 Lidah Wetan Surabaya.

rekto Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Nurhasan menyatakan siap mendukung dan menyukseskan program yang di inisiasi Presiden Prabowo Subianto tersebut.

“Kami sudah lakukan kajian dan menyiapkan semua kebutuhannya, baik sarana maupun prasarana (sarpras),” ucap guru besar Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) itu, saat di konfirmasi.

Selain infrastruktur, Unesa juga memastikan semua kebutuhan pendukung sudah di siapkan, di antaranya asrama kamps yang di perlukan untuk para siswa atau murid yang belajar di Sekolah Rakyat.

Kedua, Sekolah Laboratorium atau Labschool. Unesa memiliki sekolah laboratorium dari jenjang PAUD-SMA atau SMK, yang di dukung program sister school dengan jaringan kemitraan dalam dan luar negeri, yang tentunya bisa memperkuat implementasi Sekolah Rakyat di Unesa.

Ketiga, Pendidikan Prfesi Guru (PPG). Tenaga pendidik profesional yang di hasilkan Unesa melalui PPG bisa menjadi elemen penting dalam mendukung program pemerintah tersebut. Program ini juga di perkuat dengan SM3T atau Sarjana Mengajar di Daerah 3T.

Keempat, laboratorium merdeka dan ketersediaan SDM yang berkompeten di berbagai bidang. SDM Unesa di bekali dengan kemampuan mengajar atau mendidik anak berkebutuhan khusus atau disabillitas. Sehingga, sangat siap berkontribusi dalam pelaksanaan program tersebut.

Kelima, sasilitas yang mendukung dari berbagai aspek, termasuk sport science center, pusat layangan disabilitas, pusat unggulan seni-budaya, hingga asrama, dan Klinik Pratama Unesa.

“Dengan berbagai kesiapan tersebut, Unesa siap membersamai pemerintah melaksanakan Sekolah Rakyat yang nantinya di harapkkan menghasilkan lulusan yang kuat, cerdas intelektualnya, tangguh mentalnya dan karakternya,” ucapnya

2. Universitas Brawijaya (UB)

Universitas Brawijaya (UB) di Malang merupakan salah satu lokasi yang terlibat dalam program Sekolah Rakyat.

Hanya saja belum ada informasi lanjut seperti apa upaya UB dalam mendukung program ini. Salah satu sekolah kedinasan yang bisa di coba lulusan SMA/SMK untuk melanjutkan pendidikan tahun ini adalah Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (STMKG).

STMKG merupakan sekolah kedinasan milik BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika).

Karena STMKG berstatus ikatan dinas, setelah menyelesaikan studi kamu bisa jadi CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) di lingkungan kerja BMKG.

Selain bisa jadi CPNS, jika di terima di STMKG, kamu juga bisa kuliah gratis jika di nyatakan di terima di STMKG.

 

 

Perjuangan Enzo Berangkat Pagi Buta Naik KRL demi Sekolah

Perjuangan Enzo Berangkat – Transportasi KAI Commuter Line tidak hanya menjadi pilihan bagi pekerja atau karyawan, melainkan juga untuk anak sekolah.

Bel tanda masuk sekolah yang berdering di antara pukul 06.30-07.00 WIB harus bisa dilalui mereka sebelum gerbang ditutup.

Hal ini yang harus ditempuh Enzo (14) setiap hari untuk berangkat sekolah dari rumahnya di Parung Panjang, Kabupaten Bogor, menuju sekolahnya di Kebayoran, Jakarta Selatan.

Dia mulai menjalani rutinitas berangkat pagi buta saat matahari belum terbit sejak duduk di kelas 5 SD. Dia menuju Stasiun Parung Panjang pukul 04.00 WIB. https://outbackgovie.com/

Perjalanan Dimulai Sebelum Fajar

Bagi Enzo, waktu tidur adalah barang mewah yang jarang ia nikmati. Setiap pagi, alarm di ponselnya berbunyi begitu awal, terkadang bahkan sebelum matahari terbit. Jam 4 pagi, Enzo sudah harus siap-siap menuju stasiun terdekat di rumahnya. KRL menjadi satu-satunya pilihan transportasi yang dapat membawanya menempuh jarak jauh menuju sekolah. Bukan perjalanan yang nyaman, tetapi itulah yang harus di laluinya demi pendidikan yang ia impikan.

Bayangkan saja, di pagi buta saat banyak orang masih terlelap, Enzo sudah memulai perjalannya dengan penuh tekad. Stasiun yang biasanya lengang pada jam-jam seperti itu mulai di penuhi oleh penumpang-penumpang yang juga mengincar kereta pertama. Enzo dengan sabar menunggu giliran untuk masuk ke dalam kereta yang biasanya sudah penuh sesak. Begitu masuk, ia harus berdiri dengan berdesakan bersama ratusan orang lainnya. Tidak ada kursi kosong. Namun, ia tidak pernah mengeluh. Fokusnya hanya satu: sampai di sekolah tepat waktu.

KRL yang Padat dan Panas

Salah satu tantangan terbesar Enzo adalah menghadapi KRL yang sering kali penuh sesak. Bagaimana bisa belajar dengan nyaman jika dalam perjalanan saja ia sudah harus bertahan dalam kondisi yang tak nyaman? Panasnya udara, kebisingan dari suara klakson kereta, hingga sesaknya penumpang yang tidak memberi ruang untuk bergerak. Semua itu adalah bagian dari perjuangannya. Tapi, Enzo tidak pernah mempermasalahkan semua itu. Baginya, yang lebih penting adalah sampai ke sekolah dengan semangat dan siap untuk menuntut ilmu.

Saking padatnya, Enzo sering kali tidak dapat memegang pegangan dengan nyaman. Ia hanya bisa berharap agar perjalanan menuju sekolah lancar tanpa hambatan. Kadang-kadang, KRL terlambat mengalami kerusakan, memperburuk kondisi yang sudah sangat melelahkan. Namun, semua itu hanya menjadi tantangan tambahan yang harus ia hadapi. Dengan penuh ketabahan, ia bertahan di tengah lautan manusia, tetap fokus pada tujuannya.

Menempuh Jarak Jauh Demi Cita-Cita

Bukan tanpa alasan Enzo rela menempuh perjalanan panjang dan melelahkan ini. Di balik perjuangannya, ada cita-cita besar yang ingin ia capai. Bagi Enzo, pendidikan adalah jalan menuju masa depan yang lebih baik. Meski perjalanan ke sekolah memakan waktu hingga berjam-jam, ia tahu bahwa itu adalah investasi untuk masa depan. Tidak ada rasa lelah yang mampu menghentikan langkahnya.

Dengan perjuangan yang luar biasa ini, Enzo juga memberi contoh nyata bagi teman-temannya dan bahkan banyak orang dewasa yang mungkin tidak menyadari betapa berartinya pendidikan bagi generasi muda. Dalam setiap tetes keringat dan lelahnya, Enzo tidak hanya berjuang untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang-orang yang mendukungnya, keluarga, dan cita-cita yang ia pegang teguh.

Keberanian untuk Menghadapi Segala Rintangan

Tidak ada yang mudah dalam perjuangan Enzo. Namun, di balik semua itu, ia menunjukkan bahwa keberanian dan ketekunan adalah kunci utama untuk meraih apa yang diinginkan. Enzo bukan hanya berjuang untuk dirinya sendiri, tetapi juga memberikan contoh bagi banyak orang tentang bagaimana seharusnya kita menghargai pendidikan, tidak peduli seberapa berat tantangan yang ada di depan kita.

Perjalanan Enzo adalah kisah nyata perjuangan seorang pelajar yang tak kenal lelah. Dengan semangat yang tak mudah pudar, ia membuktikan bahwa setiap kilometer yang ditempuh, setiap kereta yang dinaiki, adalah bagian dari usahanya untuk meraih impian.